Friday 10 April 2015

Fakta Ilmiah Tentang Besi

وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
“… dan Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan yang hebat dan banyak manfaat bagi manusia.” [QS. Al-Hadid (57):25]
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/07/19/sains-dalam-al-quran-2-besi.html#sthash.n5YXk0m0.dpuf
وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ


  وَأَنزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ

“… dan Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan yang hebat dan banyak 
manfaat bagi manusia.”[QS. Al-Hadid (57):25]

Besi adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dalam Alquran surat Al Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan besi yang memiliki kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat bagi manusia.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.”
 
Dalam ayat ini, kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” digunakan untuk menunjuk besi. Apabila diartikan secara kiasan kata “anzalnaa” menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.
Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi diturunkan dari langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit. Beberapa ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran ayat itu. Partikel besi tidak berasal dari bumi melainkan berasal dari benda-benda luar angkasa.
Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang membahas dan menjelaskan tentang besi. Salah satunya, “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (QS An-Nahl: ayat 81)


Selain itu, Al-Quran juga menggambarkan proses pengolahan besi. Dalam surat Al-Khafi (gua) ayat 96 Allah SWT berfirman,'' Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain, 'Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api ', dia pun berkata,' Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu '.''

Teknologi pengolahan besi nampaknya telah dikuasai manusia sejak zaman Nabi Daud AS. Hal itu dapat dilihat di dalam surah Al-Anbiyaa '(Nabi-nabi) ayat 80. Dalam surat itu Allah SWT berfirman,'' Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju-baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperangan. Maka, hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).''

Fakta lain yang menyebutkan pemprosesan besi yang telah berkembang di zaman Nabi Daud AS juga dengan diungkapkan dalam surat Saba '(Kaum Saba) ayat 10. '' Dan sesungguhnya telah Kami berikan ke pada Nabi Daud limpah kurnia dari Kami. (Kami berfirman), Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya.''

Dalam surat Saba 'ayat 11, Al-Quran juga memerintahkan dan menjelaskan cara membuat baju besi. "Buatlah baju-baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya, dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya aku melihat apa yang kamu kerjakan.''

Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Al-Quran yang membincangkan dan menjelaskan tentang besi. '' Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya kamu, supaya kamu berserah diri (kepada-Nya).'' (QS An-Nahl: ayat 81). 

Memang aneh tampaknya, dalam pelajaran teologi (keagamaan/ketuhanan), nama salah satu elemen kimia dalam tabel periodik, yaitu besi (Fe = ferrum, basa Jawa: ‘wesi’, basa Inggris: iron) bisa menjadi salah satu judul surat dalam kitab suci Al-Quran. Lalu, mengapa besi dijadikan salah satu nama surat dalam Al-Quran? Bukankah emas, misalnya, lebih berharga?
"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami Turunkan Besi yang padanya terdapat Kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa." (Al-Hadiid 57: 25).
Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat yang tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri. Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa "memang besi diturunkan dari langit". Besi diturunkan secara intrinsik dari langit melalui meteorit pada “awal terbentuknya bumi”.

Energi sistem tata surya kita tidak cukup untuk memproduksi elemen besi. Suhu inti matahari sekitar 15 juta derajat Celcius dengan suhu permukaan sekitar 6 juta derajat Celcius. Proses fusi nuklir pada inti Matahari pun tidak pernah menghasilkan unsur berat termasuk besi, tapi hanya menghasilkan Helium dan beberapa unsur ringan lain yang urutannya berada setelah He.

Persebaran besi pada tujuh lapis bumi adalah pada lapisan inti dalam ada 90% besi, pada lapisan berikutnya juga 90% besi dalam bentuk cair. Pada lapisan-lapisan berikutnya semakin menipis dan lapisan terluar (kerak bumi) hanya mengandung 5,6% besi.
ISOTOP BESI
Isotop
Waktu Paruh
Isotop
Waktu Paruh
Fe-.52
8.3 jam
FP-57
Stabil
Fe-54
Stabil
Fe-58
Stabil
Fe-55
2.7 tahun
Fe-59
54.5 hari
Fe-56
Stabil
Fe-60
1.500.000 tahun
Besi mempunyai nomor atom 26, posisinya terletak di tengah-tengah tabel periodik. Sedangkan Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil mempunyai 31 neutron. Ini berbeda dengan isotop stabil lainnya, misalnya Fe-56 mempunyai 30 neutron dan Fe-58 mempunyai 32 neutron. Fe-57 juga diketahui mempunyai “ionisasi energi” tingkat ke-3, sebesar 2957 jk/mol (dibulatkan, energi yang keluar untuk mengubah status Fe+2 ke Fe+3. Besi sendiri mempunyai 4 tingkatan energi–itulah mengapa hanya 4 isotop saja yang stabil. Terakhir yang tidak kalah penting, Fe-57 jdga diketahui mempunyai massa atom sebesar 56,9354

Begitu kita mengenal karakterisitik besi, kita mendapat gambaran banyak hal, misalnya:
  • Salah satu isotop besi yang stabil, Fe-57, mempunyai nomor simbol sama dengan nomor Surat al-Hadid, dan al-jumal dari al-hadid adalah 57 juga.
  • Besi mempunyai nomor atom 26, ditunjukkan oleh al-jumal kafa hadid.
  • Fe-57 mempunyi elektron 31 buah, ditunjukkan oleh aljumal dari kata “al”.
  • Koefisien 3, dari (19 x 3), ditunjukkan dengan ionisasi tingkat energi ke-3 yang dilepas sebesar 2957 jk/mol. Surat alHadid mempunyai ayat berjumlah 29 buah atau kodetifikasi 2957.
  • Peneliti al-Qur’an dari kelompok Fakir 60 di Amerika Serikat menjelaskan bahwa banyaknya kata dalam surat ini seluruhnya adalah 574 kata, sedangkan banyaknya kata dari awal surat sampai dengan ayat ke-25 (kata pertama) adalah 451. Bilangan 574 menunjukkan “Fe-57 adalah salah satu isotop yang stabil dari 4 isotop yang ada” atau berarti juga “yang mempunyai 4 tingkatan energi”.
  • Bilangan 451, banyaknya kata, adalah jumlah bilangan nomor simbol kedelapan isotop besi: Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe56, Fe-57, Fe-58, Fe-58, sampai Fe-60; yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451.
  • Enkripsi pada keempat isotop stabil, Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 merupakan kelipatan 19 atau: 54565758 = 19 x 2871882
  • Demikian juga massa atom Fe-57, 56.9354 adalah: 569354 = 19 x 29966
  • Bukan suatu kebetulan, jika nomor surat dan nomor ayat besi (QS 57: 25) ditunjukkan dengan angka 19.5+7+2+5=19.
  • Bukan pula suatu kebetulan jika Surat Besi diletakkan di tengah-tengah al-Qur’an, sebagaimana elemen besi nomor 26 terletak di tengah-tengah tabel periodik.
  • Dari sisi matematika, angka 57 clan 29 tergolong ajaib karena angka-angka tersebut merupakan:
  • 57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)
Perkiraan paling baik, energi yang dibutuhkan adalah empat kali energi sistem matahari kita, jadi besi hanya dapat dihasilkan oleh suatu bintang yang jauh lebih besar daripada matahari, dengan suhu ratusan juta derajat Celsius. Kemudian “meledak dahsyat” sebagai “nova atau supernova”, dan hasilnya menyebar di angkasa sebagai meteorit yang mengandung besi, melayang di angkasa sampai tertarik oleh gravitasi bumi, di awal terbentuknya bumi miliaran tahun yang lalu.
Dalam surat tersebut, besi akan "memberikan kekuatan yang hebat". Selain sebagai alat dan senjata yang hebat, ternyata sabuk radiasi bumi yang membentuk energi tinggi, terdiri dari besi dan nikel, mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama Sabuk Van Allen. Sabuk ini melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut solar flares. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmis yang membahayakan umat manusia. Bagaimana sabuk perisai ini terbentuk? Sabuk ini terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Merkurius, dengan radiasi yang lebih lemah. Inti besi dan nikel "melindungi makhluk bumi" berupa perisai elektromagnetik dengan "kekuatan yang hebat".
  Tinjauan lain ‘kekuatan yang hebat’: Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.

Kemudian mereka bertanya, 'Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?'.

Allah menjawab, ' Ada , yaitu besi'....”

bumi tidak akan memiliki medan magnet untuk menahan gas dan air tanpa adanya besi. Jika tidak diturunkan dari langit, niscaya tidak akan ada kehidupan di bumi. Sebab, besi berperan penting dalam pembentukan Hemoglobin pada darah manusia dan hewan, pun dalam pembentukan klorofil pada tumbuhan. Tanpa Hb ataupun klorofil, semuanya akan mati.

Dan yang paling menggetarkan hati adalah, ilmu-ilmu kimia modern telah dicakup secara tidak langsung dalam surat ini. Dari nomor atom besi, sampai pada jumlah proton/elektron isotop besi (Fe-57) pun telah dituang dalam Al-Quran. 

(Donald Clyton menulis : berdasarkan bukti-bukti penelitian, para pakar astrofisika dewasa ini yakin bahwa alam semesta pada dasarnya tersusun dari unsur hidrogen dan helium. Mereka membuat asumsi dasar (hipotesis) bahwa Big Bang (ledakan Besar) yang melahirkan alamraya pada kali pertama, secara umum menghasilkan unsur hidrogen dan helium beserta sejumlah kecil unsur yang lebih ringan, dan unsur karbon, nitrogen, oksigen, besi, magnesium, silikon, dan unsur-unsur lain yang lebih berat ketimbang besi dalam jumlah yang tidak terlalu berarti. mereka mempunyai asumsi dasar bahwa tungku termonuklir dalam inti bintang-bintang yang sangat panas merupakan ” pabrikan pengolahan logam” yang melebur unsur-unsur tersebut lama setelah berlangsungnya Big Bang.
Dalam sebuah proses yang dikenal dengan necleosynthesis, jenis bintang yang paling banyak, yang dikenal dengan rangkaian bintang induk, menghasilkan energi dengan cara mengubah hidrogen menjadi helium melalui peleburan (fusi) termonuklir. Ketika bintang-bintang itu menghabiskan bahan bakar hidrogen yang dimiliki, bintang-bintang itu berkembang menjadi bintang-bintang raksasa atau super raksasa, yang pancaran energinya bisa mencapai seratus kali lebih kuat dari energi yang mereka pancarkan sebelumnya. Selama tahapan-tahapan ini, bintang-bintang itu mulai “membakar” helium atau unsur-unsur lain yang lebih berat lagi ketika inti bintang mencapai suhu dan kepadatan yang terus bertambah. Sejauh mana proses itu berlangsung bergantung pada massa awal bintang. Bintang yang paling ringan massanya tidak akan membakar habis hidrogen yang dikandungnya, sementara yang paling berat massanya akan menghasilkan berbagai unsur termasuk unsur besi, dalam inti bintang itu.
Pada bintang-bintang yang lebih besar lagi, ketika hidrogen diubah menjadi helium dan kemudian dibakar habis, tekanan di dalam bintang menyusut yang menyebabkan inti bintang mengempis dan memanas. Pada tingkat tertentu, bukannya melebur hidrogen menjadi helium, suhu bintang itu justru akan mencapai titik dimana helium lebur menjadi karbon. Inti bintang akan melalui beberapa tahapan serupa, dimana unsur yang dihasilkan oleh peleburan terminuklir pada masing-masing tahap menjadi bahan bakar untuk tahap selanjutnya, yang secara berturut-turut menjadi unsur yang lebih berat akibat serangkaian proses evolusi, yang bergantung pada massanya masing-masing, mulai dari helium kemudian karbon, oksigen, silikon dan terakhir besi.
Setiap kali bahan bakarnya berubah, terjadi peningkatan suhu dalam inti bintang, dan secara bersamaan lapisan luar bintang memanas dan mengembang sehingga menghasilkan apa yang dikenal dengan bintang raksasa atau super raksasa. Bintang terbesar dari jenis bintang ini mempunyai struktur mirip dengan kulit bawang – inti besinya diselimuti oleh lapisan unsur yang berbeda yang merupakan hasil dari tahap sebelumnya, dimana unsur-unsurnya yang paling berat terbakar di dalam intinya sehingga menghasilkan pancaran energi bintang.
Sebuah bintang merah raksasa akan mengembang hingga 40 kali lebih besar dari ukuran semula, dan mencapai radius 30 juta kilometer dan suhu setinggi 400 juta derajat kelvin.
Peleburan unsur-unsur yang lebih ringan menghasilkan suatu energi bintang. Namun, ketika besi menjadi bahan bakar inti bintang, ia tidak lagi menghasilkan energi, ia malah kehabisan energi. Ketika itu terjadi, yang hanya terjadi pada suatu bintang yang luar biasa besar, pada titik tertentu inti bintang akan mengempis dan menghasilkan ledakan besar yang dikenal dengan supernova, dimana semua lapisan luarnya berhamburan ke segala penjuru semesta dengan kecepatan yang tidak terbayangkan. Dalam proses ini, semua jenis reaksi nuklirpun terjadi, yang mempersatukan unsur-unsur tertinggi dalam tabel berkala, seperti plutonium atau yang lebih tinggi. Inilah yang diyakini oleh fisikawan antariksa sebagai proses yang menyemai awan bintang di berbagai galaksi yang memiliki unsur yang lebih berat. unsur-unsur yang pada tahap tertentu memadat selama masa-masa pembentukan planet, seperti bumi dan dari sana muncullah kehidupan.
setelah terjadinya supernova, yang tersisa dari bintang asli adalah intinya yang cukup kecil, dengan radius 100 kilometer namun suhunya sangat tinggi yaitu 100 milyar kelvin, dan putarannya sebesar 2000rpm (putaran permenit). Bintang semacam itu dikenal sebagai bintang neutron, karena proton dan elektronnya dipadukan di bawah medan grafitasi yang sangat kuat menjadi neutron.
Pada bintang-bintang yang bahkan lebih besar lagi, akibatnya sungguh sangat luar biasa. Kekuatan grafitasinya begitu besar sehingga inti bintang itu benar-benar mengempis untuk selamanya, dan menjadi sebuah bintik dengan kepadatan yang tidak terbatas. Bintik semacam ini dikenal dengan lubang hitam. Cahaya sekalipun tidak akan lolos dari tarikan gravitasinya (Donald Clyton, The Origin of Elements and Life of Star, Clayton University, 1999)
 
… Jumlah atom yang biasanya terkandung dalam sebuah logam yang memiliki berat atom antara 45 dan 65 … didominasi, seperti bukit, oleh mepat kadar-banyak isotop besi. Ini merupakan sejenis data kadar-banyak yang mesti dipertimbangkan dalam teori nucleosynthesis. Metode ilmiah telah berhasil mematahkan argumentasi awal yang dilontarkan seabad yang lalu bahwa besi merupakan hasil alam akibat evolusi inti bintang, dengan cara meneliti sinar gamma dari supernova yang menunjukkan bahwa isotop besi terpancar sebagai isotop radioaktif pada nikel dan cobalt dengan rasio yang mirip dengan yang lazimnya ditemukan pada sebuah palu!… Kalsium dalam tulang kita, zat besi dalam sel darah merah kita, semuanya, ekecuali sumber awalnya, yaitu hidrogen dan helium, tidak lain adalah puing termonuklir dari bintang-bintang yang meledak (Donald Clyton. The Origin of Elements and Life of a Star, Clyton University, 1999)

0 comments:

Post a Comment

Baca Juga