Kata Maulid berasal dari bahasa Arab yang berarti lahir, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw merupakan suatu tradisi yang berkembang setelah Nabi SAW wafat, dengan di peringatinya Maulid Nabi Saw ini yang merupakan suatu wujud ungkapan rasa syukur dan kegembiraan serta penghormatan kepada sang utusan Allah karena berkat jasa beliau ajaran agama islam sampai kepada kita
Selain sebagai ekspresi rasa syukur atas kelahiran Rasulullah
SAW., substansi dari peringatan Maulid Nabi adalah mengukuhkan komitmen
loyalistas pada beliau. Setidaknya, ini terwujud dengan beberapa hikmah,
Hikmah Perayaan Maulid Nabi
1. Peringatan Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk membaca
shalawat, dan shalawat itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Allah
dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.” (QS
Al-Ahzab: 56).
2. Peringatan Maulid Nabi SAW adalah ungkapan kegembiraan
dan kesenangan dengan beliau. Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat
dengan kegembiraan itu (Ketika Tsuwaibah, budak perempuan Abu Lahab, paman
Nabi, menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang Cahaya Alam Semesta
itu, Abu Lahab pun memerdekakannya. Sebagai tanda suka cita. Dan karena
kegembiraannya, kelak di alam baqa’ siksa atas dirinya diringankan setiap hari
Senin tiba).
Demikianlah rahmat Allah terhadap siapa pun yang bergembira
atas kelahiran Nabi, termasuk juga terhadap orang kafir sekalipun. Maka jika
kepada seorang yang kafir pun Allah merahmati karena kegembiraannya atas
kelahiran sang Nabi, apalagianugerah Allah bagi umatnya yang beriman dan
bertakwa.
3. Meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi
seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah SAW. adalah sebuah keniscayaan,
sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada
di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap
harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri. Rasulullah
bersabda,
“Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku
lebih dicintainya daripada orangtua dan anaknya. (HR. Bukhari).”
4. Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW.
dalam setiap gerak kehidupan kita. Allah SWT. bersabda :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)”
Kita tanamkan keteladanan Rasul ini dalam keseharian kita,
mulai hal terkecil, hingga paling besar, mulai kehidupan duniawi, hingga urusan
akhirat. Tanamkan pula keteladanan terhadap Rasul ini pada putra-putri kita,
melalui kisah-kisah sebelum tidur misalnya. Sehingga mereka tidak menjadi
pemuja dan pengidola figur publik berakhlak rusak yang mereka tonton melalui
acara televisi.
5. Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah, dan
juga para Nabi. Sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan
pesan pada umat yang amat dicintainya ini. Beliau bersabda :
“Aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat
dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam”
(HR. Malik)
Dalil Yang Menyatakan Bolehnya Merayakan Maulid
"Maka orang yang beriman kepadanya (Muhammad),
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al-Quran). Mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Q.S.
Al-A'raf: 157).
Dalam firman suci di atas secara jelas menegaskan bahwa
termasuk orang yang beruntung adalah yang bersedia memuliakan rasulullah. Dalam
konteks inilah peringatan maulid nabi menjadi begitu penting untuk dilakukan
karena di dalamnya terdapat berbagai amaliyah yang diniatkan untuk memuliakan
beliau dengan cara memperbanyak shalawat, membaca sejarah perjalanan hidup
beliau, dan menyanjung beliau melalui shalawat dan pidato-pidato.
Dalam surah lain juga disebutkan:
"Dan berkata Allah, "Sesungguhnya Aku beserta
kamu, kalau kamu mengerjakan sembahyang dan menunaikan zakat, serta beriman
kepada Rasul-Rasul-Ku, dan kamu memuliakan mereka, dan kamu memberi pinjaman
kepada Tuhan, dengan apa saja yang baik, niscaya akan Aku ampuni dosa-dosamu,
dan akan Aku masukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di dalamnya beberapa
sungai." (Q.S. Al-Maidah: 14).
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa orang yang memuliakan
nabi akan dimasukkan ke dalam surga. Sedangkan merayakan maulid merupakan
rankaian cara untuk memuliakan nabi, maka apabila peringatan maulid memang
dilakukan dengan niat tersebut, insa Allah orang-orang yang memperingatinya
akan dimasukkan Allah ke dalam surga.
Sungguh indah kelahiran kanjeng nabi Muhammad shallallaahu
'alaihi wasallam. sungguh membawa berkah bagi semesata alam kelahiran beliau.
Hari senin yang sebelumnya tidak mulia, menjadi mulia lantaran kelahiran beliau
sehingga umat islam diperintahkan/disunnatkan untuk berpuasa pada hari senin.
Kota madinah menjadi mulia karena kelahiran dan hijrahnya beliau. Andai beliau
tidak pernah hijrah ke Madinah, bagaimana mungkin Madinah akan menjadi kota
mulia sebab dahulu ia dikenal sebagai kota yang penuh bala' dan orang-orang
enggan datang kepadanya. Begitu pula umat islam menjadi umat mulia karena
berkah kelahiran beliau. Andai bukan beliau yang memimpin umat ini tentu umat
ini tidak akan menjadi "Khaira ummatin ukhrijat linnaas." (Sebaik-baik
umat yang dikeluarkan kepada manusia). Namun pada kenyataannya umat islam
menjadi umat paling mulia, sebaik-baik umat, dengan nabinya yang juga
sebaik-baik nabi dan sebaik-baik makhluk yang pernah diturunkan di muka bumi
ini. Karenannya sungguh adalah kewajiban seorang muslim untuk memuliakan dan
mengagungkan beliau dengan sepenuh hati dan sepenuh iman.
Karena itu Peringatan maulid sebagai suatu cara untuk
membuktikan rasa cinta seyogyanya jangan diangkat sebagai hal yang
kontroversial. Bahkan dengan mengatakannya sebagai bid'ah dhalalah dan orang
yang memperingatinya dicap sebagai orang yang sesat dan akan masuk neraka.
Sungguh, vonis seperti tersebut bukanlah vonis yang penuh kebijakan. Seorang
muslim yang baik tentunya harus bijak dan memiliki sudut pandang yang jauh
tentang suatu hal. Termasuk peringatan maulid juga harus dipandang melalui
sudut pandang yang banyak dan jauh. Apabila memang memiliki pendapat yang
berbeda, biarkanlah perbedaan itu menjadi sesuatu yang indah di pandang mata dan
di dengar telinga. Jangan kemudian perbedaan pendapat tersebut dijadikan ajang
untuk saling mencaci dan mencela.
Peringatan maulid nabi adalah peringatan yang berusaha
menghadirkan nuansa cinta kepada kanjeng nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa
sallam. Dan menghadirkan cinta kepada beliau adalah hak dan bahkan kewajiban
bagi setiap muslim. Sebab cinta kita kepada kanjeng nabi dapat menjadi ibadah
yang bernilai pahala karena cinta kita kepada beliau dapat meningkatkan
kualitas spiritual kita di hadapan Allah.
Ketika rasa cinta kepada kanjeng nabi itu bersemayam dalam
diri seorang muslim, rasa cinta itu akan membawanya menuju semangat
berspiritual. Semangat itulah yang kemudian menjadi dasar terciptanya kehidupan
yang baik dalam arti baik secara sosial dan spiritual. Semakin tinggi dan dalam
rasa cinta kepada kanjeng nabi, maka semakin tinggi pula tingkat keshalihan
sosial dan derajat spiritual di sisi Allah. Karena itu tiada kata lain selain
"Wajib" bagi umat islam untuk menghadirkkan, meningkatkan, dan
memperkuat rasa cinta kepada kanjeng nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa
sallam
Peringatan maulid nabi adalah salah satu dari sekian ribu
cara umat muslim untuk mencintai dan membuktikan rasa cinta. Cara mencintai
beliau dapat dilakukan dengan seribu satu cara dan dengan seribu satu bahasa.
Seperti ketika kita mencintai keluarga kita dan anak-anak kita dengan
memberikan sesuatu yang kiranya bisa menyenangkan hati mereka, seperti
memberikan makanan, pakaian, mainan, dan lain sebagainya. Begitu pula ketika
kita mengatakan dan ingin membuktikan rasa cinta kita kepada Rasulullah, maka
kita juga harus memberikan sesuatu yang dapat menyenangkan hati rasulullah. Apa
saja itu ? Banyak sekali. misalnya dengan menjalankan ajaran dalam al-Quran,
hadist, mengamalkan sunnah-sunnah rasul, memperbanyak diri untuk bershalawat
kepada rasul, dan amalan-amalan shalih lainnya.
Demikianlah peringatan maulid nabi menjadi begitu penting
tidak hanya dalam pelaksanaannya, namun dasar dan niat dalam pelaksanaan itu
juga harus diperhatikan secara baik-baik. Karena, sebagaimana dijelaskan oleh
Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad dalam kitab beliau, risalatul muawanah, yang
pada intinya mengajarkan kepada umat islam agar senantiasa memberikan keselarasan
antara lahir dan batin, antara amal dan niat. karena niat merupakan asasul
'amal sedangkan amal baik itu sendiri merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi ketika seorang hamba telah berniat untuk melakukan kebaikan.
dari berbagai sumber
0 comments:
Post a Comment