وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
“… dan Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan yang hebat dan banyak manfaat bagi manusia.” [QS. Al-Hadid (57):25]
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/07/19/sains-dalam-al-quran-2-besi.html#sthash.n5YXk0m0.dpuf
وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
وَأَنزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
“… dan Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan yang hebat dan banyak
Besi
adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.
Dalam Alquran surat Al Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan
besi yang memiliki kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat bagi
manusia.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan
Kami turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat
dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi
itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan
rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
Mahakuat lagi Mahaperkasa.”
Dalam ayat ini, kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan”
digunakan untuk menunjuk besi. Apabila diartikan secara kiasan kata
“anzalnaa” menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi
manusia.
Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi
diturunkan dari langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari
langit. Beberapa ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran ayat itu.
Partikel besi tidak berasal dari bumi melainkan berasal dari benda-benda
luar angkasa.
Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang membahas dan
menjelaskan tentang besi. Salah satunya, “Dan Allah menjadikan bagimu
tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu
tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian
yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara
kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya
atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (QS An-Nahl: ayat 81)
Selain
itu, Al-Quran juga menggambarkan proses pengolahan besi. Dalam surat
Al-Khafi (gua) ayat 96 Allah SWT berfirman,'' Berilah aku
potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan
kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain, 'Tiuplah (api itu).
Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api ', dia pun
berkata,' Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke
atas besi panas itu '.''
Teknologi
pengolahan besi nampaknya telah dikuasai manusia sejak zaman Nabi Daud
AS. Hal itu dapat dilihat di dalam surah Al-Anbiyaa '(Nabi-nabi) ayat
80. Dalam surat itu Allah SWT berfirman,'' Dan telah Kami ajarkan kepada
Daud membuat baju-baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam
peperangan. Maka, hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).''
Fakta
lain yang menyebutkan pemprosesan besi yang telah berkembang di zaman
Nabi Daud AS juga dengan diungkapkan dalam surat Saba '(Kaum Saba) ayat
10. '' Dan sesungguhnya telah Kami berikan ke pada Nabi Daud limpah
kurnia dari Kami. (Kami berfirman), Hai gunung-gunung dan burung-burung,
bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan Kami telah melunakkan
besi untuknya.''
Dalam
surat Saba 'ayat 11, Al-Quran juga memerintahkan dan menjelaskan cara
membuat baju besi. "Buatlah baju-baju besi yang besar-besar dan ukurlah
anyamannya, dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya aku melihat
apa yang kamu kerjakan.''
Paling
tidak, terdapat sembilan ayat dalam Al-Quran yang membincangkan dan
menjelaskan tentang besi. '' Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung
dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat
tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang
memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu
dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya kamu,
supaya kamu berserah diri (kepada-Nya).'' (QS An-Nahl: ayat 81).
Memang aneh tampaknya, dalam pelajaran teologi (keagamaan/ketuhanan),
nama salah satu elemen kimia dalam tabel periodik, yaitu besi (Fe = ferrum, basa Jawa: ‘wesi’, basa Inggris: iron)
bisa menjadi salah satu judul surat dalam kitab suci Al-Quran. Lalu,
mengapa besi dijadikan salah satu nama surat dalam Al-Quran? Bukankah
emas, misalnya, lebih berharga?
"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami Turunkan Besi yang padanya terdapat Kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa." (Al-Hadiid 57: 25).
Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat yang tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri. Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa "memang besi diturunkan dari langit". Besi diturunkan secara intrinsik dari langit melalui meteorit pada “awal terbentuknya bumi”.
Energi sistem tata surya kita tidak cukup untuk memproduksi elemen besi. Suhu inti matahari sekitar 15 juta derajat Celcius dengan suhu permukaan sekitar 6 juta derajat Celcius. Proses fusi nuklir pada inti Matahari pun tidak pernah menghasilkan unsur berat termasuk besi, tapi hanya menghasilkan Helium dan beberapa unsur ringan lain yang urutannya berada setelah He.
Persebaran besi pada tujuh lapis bumi adalah pada lapisan inti dalam ada 90% besi, pada lapisan berikutnya juga 90% besi dalam bentuk cair. Pada lapisan-lapisan berikutnya semakin menipis dan lapisan terluar (kerak bumi) hanya mengandung 5,6% besi.
"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami Turunkan Besi yang padanya terdapat Kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa." (Al-Hadiid 57: 25).
Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat yang tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri. Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa "memang besi diturunkan dari langit". Besi diturunkan secara intrinsik dari langit melalui meteorit pada “awal terbentuknya bumi”.
Energi sistem tata surya kita tidak cukup untuk memproduksi elemen besi. Suhu inti matahari sekitar 15 juta derajat Celcius dengan suhu permukaan sekitar 6 juta derajat Celcius. Proses fusi nuklir pada inti Matahari pun tidak pernah menghasilkan unsur berat termasuk besi, tapi hanya menghasilkan Helium dan beberapa unsur ringan lain yang urutannya berada setelah He.
Persebaran besi pada tujuh lapis bumi adalah pada lapisan inti dalam ada 90% besi, pada lapisan berikutnya juga 90% besi dalam bentuk cair. Pada lapisan-lapisan berikutnya semakin menipis dan lapisan terluar (kerak bumi) hanya mengandung 5,6% besi.
Isotop
|
Waktu Paruh
|
Isotop
|
Waktu Paruh
|
Fe-.52
|
8.3 jam
|
FP-57
|
Stabil
|
Fe-54
|
Stabil
|
Fe-58
|
Stabil
|
Fe-55
|
2.7 tahun
|
Fe-59
|
54.5 hari
|
Fe-56
|
Stabil
|
Fe-60
|
1.500.000 tahun
|
Besi
mempunyai nomor atom 26, posisinya terletak di tengah-tengah tabel
periodik. Sedangkan Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil mempunyai 31
neutron. Ini berbeda dengan isotop stabil lainnya, misalnya Fe-56
mempunyai 30 neutron dan Fe-58 mempunyai 32 neutron. Fe-57 juga
diketahui mempunyai “ionisasi energi” tingkat ke-3, sebesar 2957 jk/mol
(dibulatkan, energi yang keluar untuk mengubah status Fe+2 ke Fe+3.
Besi sendiri mempunyai 4 tingkatan energi–itulah mengapa hanya 4 isotop
saja yang stabil. Terakhir yang tidak kalah penting, Fe-57 jdga
diketahui mempunyai massa atom sebesar 56,9354
Begitu kita mengenal karakterisitik besi, kita mendapat gambaran banyak hal, misalnya:
- Salah satu isotop besi yang stabil, Fe-57, mempunyai nomor simbol sama dengan nomor Surat al-Hadid, dan al-jumal dari al-hadid adalah 57 juga.
- Besi mempunyai nomor atom 26, ditunjukkan oleh al-jumal kafa hadid.
- Fe-57 mempunyi elektron 31 buah, ditunjukkan oleh aljumal dari kata “al”.
- Koefisien 3, dari (19 x 3), ditunjukkan dengan ionisasi tingkat energi ke-3 yang dilepas sebesar 2957 jk/mol. Surat alHadid mempunyai ayat berjumlah 29 buah atau kodetifikasi 2957.
- Peneliti al-Qur’an dari kelompok Fakir 60 di Amerika Serikat menjelaskan bahwa banyaknya kata dalam surat ini seluruhnya adalah 574 kata, sedangkan banyaknya kata dari awal surat sampai dengan ayat ke-25 (kata pertama) adalah 451. Bilangan 574 menunjukkan “Fe-57 adalah salah satu isotop yang stabil dari 4 isotop yang ada” atau berarti juga “yang mempunyai 4 tingkatan energi”.
- Bilangan 451, banyaknya kata, adalah jumlah bilangan nomor simbol kedelapan isotop besi: Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe56, Fe-57, Fe-58, Fe-58, sampai Fe-60; yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451.
- Enkripsi pada keempat isotop stabil, Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 merupakan kelipatan 19 atau: 54565758 = 19 x 2871882
- Demikian juga massa atom Fe-57, 56.9354 adalah: 569354 = 19 x 29966
- Bukan suatu kebetulan, jika nomor surat dan nomor ayat besi (QS 57: 25) ditunjukkan dengan angka 19.5+7+2+5=19.
- Bukan pula suatu kebetulan jika Surat Besi diletakkan di tengah-tengah al-Qur’an, sebagaimana elemen besi nomor 26 terletak di tengah-tengah tabel periodik.
- Dari sisi matematika, angka 57 clan 29 tergolong ajaib karena angka-angka tersebut merupakan:
- 57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)
Perkiraan paling baik, energi yang dibutuhkan adalah empat kali energi
sistem matahari kita, jadi besi hanya dapat dihasilkan oleh suatu
bintang yang jauh lebih besar daripada matahari, dengan suhu ratusan
juta derajat Celsius. Kemudian “meledak dahsyat” sebagai “nova atau
supernova”, dan hasilnya menyebar di angkasa sebagai meteorit yang
mengandung besi, melayang di angkasa sampai tertarik oleh gravitasi
bumi, di awal terbentuknya bumi miliaran tahun yang lalu.
Dalam surat tersebut, besi akan "memberikan kekuatan yang hebat". Selain sebagai alat dan senjata yang hebat, ternyata sabuk radiasi bumi yang membentuk energi tinggi, terdiri dari besi dan nikel, mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama Sabuk Van Allen. Sabuk ini melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut solar flares. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmis yang membahayakan umat manusia. Bagaimana sabuk perisai ini terbentuk? Sabuk ini terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Merkurius, dengan radiasi yang lebih lemah. Inti besi dan nikel "melindungi makhluk bumi" berupa perisai elektromagnetik dengan "kekuatan yang hebat".
Tinjauan lain ‘kekuatan yang hebat’: Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.
Kemudian mereka bertanya, 'Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?'.
Allah menjawab, ' Ada , yaitu besi'....”
bumi tidak akan memiliki medan magnet untuk menahan gas dan air tanpa adanya besi. Jika tidak diturunkan dari langit, niscaya tidak akan ada kehidupan di bumi. Sebab, besi berperan penting dalam pembentukan Hemoglobin pada darah manusia dan hewan, pun dalam pembentukan klorofil pada tumbuhan. Tanpa Hb ataupun klorofil, semuanya akan mati.
Dan yang paling menggetarkan hati adalah, ilmu-ilmu kimia modern telah dicakup secara tidak langsung dalam surat ini. Dari nomor atom besi, sampai pada jumlah proton/elektron isotop besi (Fe-57) pun telah dituang dalam Al-Quran.
Dalam surat tersebut, besi akan "memberikan kekuatan yang hebat". Selain sebagai alat dan senjata yang hebat, ternyata sabuk radiasi bumi yang membentuk energi tinggi, terdiri dari besi dan nikel, mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama Sabuk Van Allen. Sabuk ini melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut solar flares. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmis yang membahayakan umat manusia. Bagaimana sabuk perisai ini terbentuk? Sabuk ini terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Merkurius, dengan radiasi yang lebih lemah. Inti besi dan nikel "melindungi makhluk bumi" berupa perisai elektromagnetik dengan "kekuatan yang hebat".
Tinjauan lain ‘kekuatan yang hebat’: Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.
Kemudian mereka bertanya, 'Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?'.
Allah menjawab, ' Ada , yaitu besi'....”
bumi tidak akan memiliki medan magnet untuk menahan gas dan air tanpa adanya besi. Jika tidak diturunkan dari langit, niscaya tidak akan ada kehidupan di bumi. Sebab, besi berperan penting dalam pembentukan Hemoglobin pada darah manusia dan hewan, pun dalam pembentukan klorofil pada tumbuhan. Tanpa Hb ataupun klorofil, semuanya akan mati.
Dan yang paling menggetarkan hati adalah, ilmu-ilmu kimia modern telah dicakup secara tidak langsung dalam surat ini. Dari nomor atom besi, sampai pada jumlah proton/elektron isotop besi (Fe-57) pun telah dituang dalam Al-Quran.
(Donald Clyton menulis : berdasarkan
bukti-bukti penelitian, para pakar astrofisika dewasa ini yakin bahwa
alam semesta pada dasarnya tersusun dari unsur hidrogen dan helium.
Mereka membuat asumsi dasar (hipotesis) bahwa Big Bang (ledakan Besar)
yang melahirkan alamraya pada kali pertama, secara umum menghasilkan
unsur hidrogen dan helium beserta sejumlah kecil unsur yang lebih
ringan, dan unsur karbon, nitrogen, oksigen, besi, magnesium, silikon,
dan unsur-unsur lain yang lebih berat ketimbang besi dalam jumlah yang
tidak terlalu berarti. mereka mempunyai asumsi dasar bahwa tungku
termonuklir dalam inti bintang-bintang yang sangat panas merupakan ”
pabrikan pengolahan logam” yang melebur unsur-unsur tersebut lama
setelah berlangsungnya Big Bang.
Dalam sebuah proses yang dikenal dengan
necleosynthesis, jenis bintang yang paling banyak, yang dikenal dengan
rangkaian bintang induk, menghasilkan energi dengan cara mengubah
hidrogen menjadi helium melalui peleburan (fusi) termonuklir. Ketika
bintang-bintang itu menghabiskan bahan bakar hidrogen yang dimiliki,
bintang-bintang itu berkembang menjadi bintang-bintang raksasa atau
super raksasa, yang pancaran energinya bisa mencapai seratus kali lebih
kuat dari energi yang mereka pancarkan sebelumnya. Selama
tahapan-tahapan ini, bintang-bintang itu mulai “membakar” helium atau
unsur-unsur lain yang lebih berat lagi ketika inti bintang mencapai suhu
dan kepadatan yang terus bertambah. Sejauh mana proses itu berlangsung
bergantung pada massa awal bintang. Bintang yang paling ringan massanya
tidak akan membakar habis hidrogen yang dikandungnya, sementara yang
paling berat massanya akan menghasilkan berbagai unsur termasuk unsur
besi, dalam inti bintang itu.
Pada
bintang-bintang yang lebih besar lagi, ketika hidrogen diubah menjadi
helium dan kemudian dibakar habis, tekanan di dalam bintang menyusut
yang menyebabkan inti bintang mengempis dan memanas. Pada tingkat
tertentu, bukannya melebur hidrogen menjadi helium, suhu bintang itu
justru akan mencapai titik dimana helium lebur menjadi karbon. Inti
bintang akan melalui beberapa tahapan serupa, dimana unsur yang
dihasilkan oleh peleburan terminuklir pada masing-masing tahap menjadi
bahan bakar untuk tahap selanjutnya, yang secara berturut-turut menjadi
unsur yang lebih berat akibat serangkaian proses evolusi, yang
bergantung pada massanya masing-masing, mulai dari helium kemudian
karbon, oksigen, silikon dan terakhir besi.
Setiap kali bahan bakarnya berubah,
terjadi peningkatan suhu dalam inti bintang, dan secara bersamaan
lapisan luar bintang memanas dan mengembang sehingga menghasilkan apa
yang dikenal dengan bintang raksasa atau super raksasa. Bintang terbesar
dari jenis bintang ini mempunyai struktur mirip dengan kulit bawang –
inti besinya diselimuti oleh lapisan unsur yang berbeda yang merupakan
hasil dari tahap sebelumnya, dimana unsur-unsurnya yang paling berat
terbakar di dalam intinya sehingga menghasilkan pancaran energi bintang.
Sebuah bintang merah raksasa akan
mengembang hingga 40 kali lebih besar dari ukuran semula, dan mencapai
radius 30 juta kilometer dan suhu setinggi 400 juta derajat kelvin.
Peleburan unsur-unsur yang lebih ringan
menghasilkan suatu energi bintang. Namun, ketika besi menjadi bahan
bakar inti bintang, ia tidak lagi menghasilkan energi, ia malah
kehabisan energi. Ketika itu terjadi, yang hanya terjadi pada suatu
bintang yang luar biasa besar, pada titik tertentu inti bintang akan
mengempis dan menghasilkan ledakan besar yang dikenal dengan supernova,
dimana semua lapisan luarnya berhamburan ke segala penjuru semesta
dengan kecepatan yang tidak terbayangkan. Dalam proses ini, semua jenis
reaksi nuklirpun terjadi, yang mempersatukan unsur-unsur tertinggi dalam
tabel berkala, seperti plutonium atau yang lebih tinggi. Inilah yang
diyakini oleh fisikawan antariksa sebagai proses yang menyemai awan
bintang di berbagai galaksi yang memiliki unsur yang lebih berat.
unsur-unsur yang pada tahap tertentu memadat selama masa-masa
pembentukan planet, seperti bumi dan dari sana muncullah kehidupan.
setelah terjadinya supernova, yang
tersisa dari bintang asli adalah intinya yang cukup kecil, dengan radius
100 kilometer namun suhunya sangat tinggi yaitu 100 milyar kelvin, dan
putarannya sebesar 2000rpm (putaran permenit). Bintang semacam itu
dikenal sebagai bintang neutron, karena proton dan elektronnya dipadukan
di bawah medan grafitasi yang sangat kuat menjadi neutron.
Pada bintang-bintang yang bahkan lebih
besar lagi, akibatnya sungguh sangat luar biasa. Kekuatan grafitasinya
begitu besar sehingga inti bintang itu benar-benar mengempis untuk
selamanya, dan menjadi sebuah bintik dengan kepadatan yang tidak
terbatas. Bintik semacam ini dikenal dengan lubang hitam. Cahaya
sekalipun tidak akan lolos dari tarikan gravitasinya (Donald Clyton, The
Origin of Elements and Life of Star, Clayton University, 1999)
… Jumlah atom yang biasanya terkandung dalam sebuah logam yang
memiliki berat atom antara 45 dan 65 … didominasi, seperti bukit, oleh
mepat kadar-banyak isotop besi. Ini merupakan sejenis data kadar-banyak
yang mesti dipertimbangkan dalam teori nucleosynthesis. Metode ilmiah
telah berhasil mematahkan argumentasi awal yang dilontarkan seabad yang
lalu bahwa besi merupakan hasil alam akibat evolusi inti bintang, dengan
cara meneliti sinar gamma dari supernova yang menunjukkan bahwa isotop
besi terpancar sebagai isotop radioaktif pada nikel dan cobalt dengan
rasio yang mirip dengan yang lazimnya ditemukan pada sebuah palu!…
Kalsium dalam tulang kita, zat besi dalam sel darah merah kita,
semuanya, ekecuali sumber awalnya, yaitu hidrogen dan helium, tidak lain
adalah puing termonuklir dari bintang-bintang yang meledak (Donald
Clyton. The Origin of Elements and Life of a Star, Clyton University,
1999)
0 comments:
Post a Comment